Rabu, 25 Januari 2017

Sejarah Bakso Bom Mas Erwin

Sejarah

Pak Erwin mengawali berjualan Mie Ayam pada tahun 1989 di kawasan Perumnas 2 Bekasi Selatan, setelah sebelumnya bekerja serabutan sebagai kuli bangunan.  Sebagai pria kelahiran Wonogiri, yang dikenal sebagai kota bakso dan mie ayam, akhirnya Pak Erwin mengikuti dorongan hati nya mengikuti jejak para seniornya--pedagang bakso dan mie ayam.

Berjualan Mie Ayam selama kurang lebih 20 tahun disyukuri Pak Erwin, karena cukup untuk kehidupan sehari-hari keluarga kecilnya di Jakarta. Namun belum mencapai tingkat sejahtera.
Maka pada tahun 2008 Pak Erwin mencoba menambah menu Mie Ayam nya dengan Bakso khas Wonogiri dan mengontrak ruko kecil di Jalan Pesut Raya Perumnas 2 Bekasi Selatan.

Inovasinya membuahkan hasil. Dikarenakan mutunya sejak awal telah dirancang dengan kualitas tinggi, menggunakan daging segar, dan bebas borax formalin dan pengawet, dagangan Mas Erwin diserbu pembeli.
Terlebih lagi ketika Mas Erwin menemukan inovasi Bakso BOM dengan isian Daging Cincang Pedas dan Bakso BOM Keju. Dagangannya semakin diserbu pelanggan. Dan dua menu ini sampai sekarang di semua cabang menjadi menu yang paling banyak dicari karena sensasi rasanya yang tidak ditemukan di warung bakso lainnya, kata pelanggan.
Pada tahun 2015 Mas Erwin membuka cabang keduanya di Perum Wijaya Kusuma, jalan Wijaya Kusuma Raya Bulakapal, Bekasi Timur. Cabang inipun diserbut pembeli karena baksonya yang berbeda dari bakso yang ada di Bekasi Timur.

Pada tahun 2016, Mas Erwin bekerja sama dengan Sentra Waralaba Indonesia (SWI), sebuah organisasi inkubasi bisnis UKM dan Franchise, untuk mengembangkan usahanya menjadi usaha kerjasama peluang usaha.
Pada tanggal 3 Maret 2016, resmi dibuka cabang mitra 1 berlokasi di Raya Kodau, Jatimakmur, Pondok Gede, Jakarta Timur. Meskipun lokasinya termasuk pinggiran Jakarta namun rupanya tidak menjadi penghalang konsumen pencinta bakso untuk merasakan sensasi berbeda dari Bakso BOM. Sejak awal dibuka sampai tulisan ini dibuat tidak kurang dari 100 porsi sehari ludes terjual, bahkan jika weekend mencapai lebih dari 200 porsi. Sebuah angka yang lumayan untuk Warung Bakso yang baru buka 1 bulan dan dengan jumlah pesaing lebih dari 5 warung bakso yang sudah ada sebelumnya di jalan raya tersebut.

Hal ini menandakan bahwa keunikan Bakso BOM telah teruji di segala medan pasar, baik di lokasi perumahan, perkantoran, bahkan lokasi pinggiran kota yang daya belinya tidak setinggi wilayah perumahan.
Ini membuktikan bahwa Bakso adalah makanan snack nomer 1 yang paling digemari masyarakat Indonesia.
Asalkan enak rasanya dan sensasinya beda, maka orang mau membayar lebih untuk seporsi Bakso dibandingkan dengan makanan yang lainnya.

Jakarta, 15 Maret 2016
Sentra Waralaba Indonesia
Pemegang Merek dan Manajeman Bakso BOM Mas Erwin Wonogiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar